dikecewakan sakit rasanya tapi mengecewakan jauh lebih sakit rasanya.Melihat orang lain terjatuh kadang membuat kita lebih sakit ketimbang kita yang terjatuh, tapi jika dapat memilih kita yang terjatuh atau orang lain yang terjatuh mungkin itu pilihan yang sulit
semua ingin terdepan apakah salah jika juga menginginkan hal tersebut? apakah menjadi benar jika karena hal itu kita menjatuhkan orang lain,lantas apa kita mesti dibelakang lalu kita dikecewakan oleh keadaan?
lantas apakah kita dapat disebut jahat ketika kita menjatuhkan yang lain untuk menjadi terdepan?
lalu apakah kita disebut pecundang ketika kita mundur selangkah?
apa yang harus kita perbuat? berharap kita ditolong atau bangkit bertindak dengan semua potensi yang ada walau menghancurkan?
mereka bilang semua ada ditangan kita , jika benar adanya kenapa kita sulit untuk memegang kendali? apakah tangan ini terlalu kecil untuk menampungnya?
lalu apa kita harus dikendalikan? tapi oleh siapa?
hidup ini terlalu berat atau terlalu mudah bagi segelintir manusia
tidak ada yang perlu dipikirkan , hanya menjalani dengan kepala tertunduk dan hati berdiri tegak
sukses bukan hanya 1 kunci untuk hidup , massih banyak kunci untuk terus membuka pintu kehidupan yang tak terangai ujungnya
jalan perlahan tanpa berhenti , terus tersandung batu besar maupun menginjak kerikil kecil , tanpa rasa mengeluh di hati , walau sakit terus mendera raga , hanya rasa yang berbicara tanpa perasaan yang menunjang hanya nafsu yang bertikai tanpa nurani disisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar